Hendaknya orang yang 
akan meminta izin memilih waktu yang tepat untuk minta izin.
  
  
  
  
  
  
  
Hendaknya orang yang 
akan minta izin mengetuk pintu rumah orang yang akan dikunjunginya secara pelan. 
Anas Radhiallaahu 'anhu meriwayatkan bahwasanya ia telah berkata: Sesung-guhnya 
pintu-pintu kediaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam diketuk (oleh para 
tamunya) dengan ujung kuku". (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad dan 
dishahihkan oleh Al-Albani).
Hendaknya orang yang 
mengetuk pintu tidak menghadap ke pintu yang diketuk, tetapi sebaiknya 
menolehkan pandangannya ke kanan atau ke kiri agar pandangan tidak terjatuh 
kepada sesuatu di dalam rumah tersebut yang dimana penghuni rumah tidak ingin 
ada orang lain yang melihatnya. Karena minta izin itu sebenarnya dianjurkan 
untuk menjaga pandangan.
Sebelum minta izin 
hendaknya memberi salam terlebih dahulu. Rib`iy berkata: Telah bercerita kepada 
saya seorang lelaki dari Bani `Amir, bahwasanya ia pernah minta izin kepada Nabi 
Shallallaahu 'alaihi wa sallam di saat beliau ada di suatu rumah. Orang itu 
berkata: Bolehkah saya masuk? Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata 
kepada pembantunya: "Jumpailah orang itu dan ajari dia cara minta izin, dan 
katakan kepadanya: Ucapkan Assalamu `alaikum, bolehkah saya masuk?". (HR. Ahmad 
dan Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).
Minta izin itu sampai 
tiga kali, jika sesudah tiga kali tidak ada jawaban maka hendaknya pulang. 
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila salah seorang 
di antara kamu minta izin sudah tiga kali, lalu tidak diberi izin, maka 
hendaklah ia pulang". (Muttafaq'alaih).
Apabila orang yang 
minta izin itu ditanya tentang namanya, maka hendaklah ia menyebutkan nama dan 
panggilannya, dan jangan mengatakan: "Saya". Jabir Radhiallaahu 'anhu 
menuturkan: "Aku pernah datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk 
menanyakan hutang yang ada pada ayah saya. Maka aku ketuk pintu (rumah Nabi). 
Lalu Nabi berkata: "Siapa itu?". Maka aku jawab: Saya. Maka Nabi berkata: "Saya! 
Saya!" dengan nada tidak suka." (Muttafaq'alaih).
Hendaknya peminta 
izin pulang apabila permintaan izinnya ditolak, karena Allah telah berfirman 
yang artinya:
"Dan jika dikatakan 
kepada kamu "pulang", maka pulanglah kamu, karena yang demikian itu lebih suci 
bagi kamu". (An-Nur: 28).
Hendaknya peminta 
izin tidak memasuki rumah apabila tidak ada orangnya, karena hal tersebut 
merupakan perbuatan melampaui hak orang lain.
0 komentar:
Post a Comment
Udah baca artikel nya? Gimana pendapat kalian? Ayo comment selama masih gratis haha. Jangan jadi silent reader bro :)