Sebaiknya orang yang 
membaca Al-Qur'an dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya dan 
tempatnya serta telah bergosok gigi.
Hendaknya memilih 
tempat yang tenang dan waktunya pun pas, karena hal tersebut lebih dapat 
konsentrasi dan jiwa lebih tenang.
Hendaknya memulai 
tilawah dengan ta`awwudz, kemu-dian basmalah pada setiap awal surah selain 
selain surah At-Taubah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: 
"Apabila kamu akan mem-baca al-Qur'an, maka memohon perlindungan-lah kamu kepada 
Allah dari godaan syetan yang terkutuk". (An-Nahl: 98).
Hendaknya selalu 
memperhatikan hukum-hukum tajwid dan membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya 
serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan). Allah  berfirman yang Subhanahu 
wa Ta'ala artinya: "Dan Bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan". 
(Al-Muzzammil: 4).
Disunnatkan 
memanjangkan bacaan dan memperindah suara di saat membacanya. Anas bin Malik 
Radhiallaahu anhu pernah ditanya: Bagaimana bacaan Nabi Shallallaahu alaihi wa 
Sallam (terhadap Al-Qur'an? Anas menjawab: "Bacaannya panjang (mad), kemudian 
Nabi membaca "Bismillahirrahmanirrahim" sambil memanjangkan Bismillahi, dan 
memanjangkan bacaan ar-rahmani dan memanjangkan bacaan ar-rahim". (HR. 
Al-Bukhari). Dan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam juga bersabda: "Hiasilah 
suara kalian dengan Al-Qur'an". (HR. Abu Daud, dan dishahih-kan oleh 
Al-Albani).
Hendaknya membaca 
sambil merenungkan dan menghayati makna yang terkandung pada ayat-ayat yang 
dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon surga kepada Allah bila terbaca 
ayat-ayat surga, dan berlindung kepada Allah dari neraka bila terbaca ayat-ayat 
neraka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Ini adalah sebuah 
kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka 
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang 
mempunyai fikiran." (Shad: 29). Dan di dalam hadits Hudzaifah ia menuturkan: 
"......Apabila Nabi terbaca ayat yang mengandung makna bertasbih (kepada Allah) 
beliau bertasbih, dan apabila terbaca ayat yang mengandung do`a, maka beliau 
berdo`a, dan apabila terbaca ayat yang bermakna meminta perlindungan (kepada 
Allah) beliau memohon perlindungan". (HR. Muslim). Allah berfirman yang 
artinya:
Hendaknya 
mendengarkan bacaan Al-Qur'an dengan baik dan diam, tidak berbicara. Allah 
Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan apabila Al-Qur'an dibacakan, 
maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu men-dapat 
rahmat". (Al-A`raf: 204).
Hendaklah selalu 
menjaga al-Qur'an dan tekun membacanya dan mempelajarinya (bertadarus) hingga 
tidak lupa. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Peliharalah 
Al-Qur'an baik-baik, karena demi Tuhan yang diriku berada di tangan-Nya, ia 
benar-benar lebih liar (mudah lepas) dari pada unta yang terikat di tali 
kendalinya". (HR. Al-Bukhari).
Hendaknya tidak 
menyentuh Al-Qur'an kecuali dalam keadaan suci. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah 
berfirman yang artinya: "Tidak akan menyentuhnya kecuali orang-orang yang 
disucikan". (Al-Waqi`ah: 79).
Boleh bagi wanita 
haid dan nifas membaca al-Qur'an dengan tidak menyentuh mushafnya menurut salah 
satu pendapat ulama yang lebih kuat, karena tidak ada hadits shahih dari 
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam yang melarang hal tersebut.
Disunnatkan 
menyaringkan bacaan Al-Qur'an selagi tidak ada unsur yang negatif, seperti riya 
atau yang serupa dengannya, atau dapat mengganggu orang yang sedang shalat, atau 
orang lain yang juga membaca Al-Qur'an.  
Termasuk 
sunnah adalah berhenti membaca bila sudah ngantuk, karena Rasulullah 
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "?pabila salah seorang kamu bangun di 
malam hari, lalu lisannya merasa sulit untuk membaca Al-Qur'an hingga tidak 
menyadari apa yang ia baca, maka hendaknya ia berbaring (tidur)". (HR. Muslim). 
0 komentar:
Post a Comment
Udah baca artikel nya? Gimana pendapat kalian? Ayo comment selama masih gratis haha. Jangan jadi silent reader bro :)