Monday, March 28, 2011
0
AMA Susana Malcorra saat ini dikenal sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk Dukungan Lapangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelum menjadi tokoh penting di kancah perpolitikan dunia, dia menorehkan sejarah di sektor swasta sebagai CEO perempuan pertama Telecom Argentina.

Melihat kesuksesannya sekarang, siapa sangka Malcorra sebelumnya mesti menjalani kehidupan keras dan berliku. Sebagai sosok yang berasal dari keluarga kelas pekerja, dia harus mengerahkan segala daya upaya untuk mengangkat harkat dan martabatnya.
Sepanjang studinya, perempuan kelahiran 1954 itu memperlihatkan prestasi gemilang di kelas. Dia berhasil mendapatkan gelar insinyur listrik dari University of Rosario, kemudian membangun karier sukses selama 15 tahun di IBM.

Dari sana, Malcorra pindah ke Telecom Argentina. Kerja kerasnya selama bertahun-tahun berhasil mengubah dan menumbuhkan perusahaan itu. Apalagi dengan adanya gelombang privatisasi dan liberalisasi ekonomi di negara tersebut. Malcorra pun berhasil melejit ke posisi puncak dan mengelola seluruh perusahaan.

Bangkrut
Tapi, kebahagiaan itu tiba-tiba berbalik 180 derajat. Menjelang krisis ekonomi global pada 2001, Telecom Argentina, seperti banyak perusahaan lain pada waktu itu, turut terkena gejolak keuangan. Meski pun ibu satu anak ini mengerahkan seluruh upayanya untuk mengatasi krisis, pada akhirnya Telecom Argentina mengalami kebangkrutan.

Sebagai CEO, Malcorra terpaksa melakukan perjalanan ke New York untuk mengumumkan situasi tidak menguntungkan itu kepada para pemegang saham. Tak lama setelah pengumuman tersebut, dia meninggalkan posnya sebagai CEO.

Kegagalan itu tak pelak membuatnya terguncang. Malcorra bahkan menyebut situasi tersebut sebagai saat tersulit dalam kariernya, namun menolak untuk menyerah. Dia bangkit kembali dan mendapatkan posisi baru sebagai Kepala Operasi dan Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP). Kewajibannya antara lain mengawasi operasi darurat dan kemanusiaan sehari-hari, di lebih dari 80 negara di dunia.

Selama kondisi darurat tsunami pada Desember 2004, dia memimpin operasi tanggap bencana tahap pertama dan mengerahkan sumber daya manusia, anggaran, keuangan, informasi, teknologi, telekomunikasi, administrasi dan keamanan untuk menghadapi bencana.

Pada 14 Maret 2008, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengumumkan penunjukan Malcorra sebagai Kepala Departemen Dukungan Lapangan di bawah Sekretaris Jenderal. Tugasnya antara lain mengarahkan semua dukungan bagi misi perdamaian PBB di seluruh dunia.

Malcorra memimpin staf di kantor pusat untuk mendukung 32 operasi lapangan, yang saat ini terdiri atas lebih dari 100.000 personel militer, polisi, dan sipil. (LI/OL-06)